Did You Notice Me?
Pernah gak si ngerasain dicuekin pas lagi ngobrol sama orang karena dia lebih fokus sama gadgetnya? Atau lagi ngobrol tiba-tiba dia sibuk sendiri chattingan or scrolling news feed? Apa lebih parah lagi kita yang begitu? Hufftt :(
Percaya atau enggak di zaman now ini dimana arus
informasi semakin cepat, pesatnya perkembangan teknologi dan naiknya kebutuhan
hidup akan sosial media dirasakan atau tidak membuat kita setiap harinya harus
berinteraksi menggunakan telepon genggam atau handphone. Sejak adanya
telepon gengam yang canggih yang mampu mengkonvergensi media di dalamnya
sehingga disebut “smartphone”, banyak orang menjadi sibuk sendiri dan tidak
lagi menghiraukan lawan bicaranya. Nah, hal ini disebut Phubbing.
Istilah Phubbing sendiri mungkin bagi kita jarang
terdengar, tetapi pasti kita pernah lakukan. Dan sadar atau tidak sadar pasti
kita semua pernah di “phubbed” atau malah “phubbing” seseorang.
Secara bahasa Phubbing berasal dari singkatan
kata Phone Snubbing yang berarti tidak menghiraukan alias nyuekin
lawan bicara dengan sibuk mengecek handphone entah untuk membalas pesan
masuk, bermain game atau hanya scrolling social media yang sebenarnya tanpa
tujuan aka gak penting.
Tau gak seh gengs, mungkin kita sering mengaggap phubbing
ini sepele, tapi jika dilakukan terus menerus ini akan membahayakan dan
memberikan dampak negatif pada diri kita lho. Sebenernya
nih ya menurut Emma Seppala, seorang psikolog Standford dan Yale University, phubbing
bertujuan agar kita bisa berhubungan dengan orang lain via chat atau medsos.
Tapi ironisnya, hal ini justru bisa memicu menghancurkan hubungan kita dengan
orang yang sedang bersama dengan kita.. Sedihh khan maen gak si inimah
Selain membuat kesal, phubbing
ini dalam waktu jangka panjang juga dapat memberikan dampak kepada diri kita
menjadi tidak terbiasa menghargai orang lain, mengancam kesehatan mental
seperti penurunan kepercayaan diri dan hilangnya makna hubungan interaksi
secara tatap muka.
Menurut Julie Hart, pakar hubungan sosial dari The
Hart Centre, Australia, ada tiga faktor hubungan sosial yang dapat menjadi
tumpul karena phubbing.
Pertama adalah akses informasi, di mana kemampuan
mendengar dan membuka diri akan informasi dari lawan bicara. Kedua adalah
respon, yaitu suatu usaha untuk memahami apa yang disampaikan lawan bicara dan
mengerti maksud yang disampaikan. Ketiga adalah keterlibatan, yakni saat dua
faktor sebelumnya diabaikan, seseorang tidak akan terlibat dari wacana yang
dilontarkan dan hanya mengiyakan saja. Hal ini dapat membuat lawan bicara pun
akan tersinggung dan yang terburuk malas bicara lagi.
Gengs, phubbing itu meski terlihat sepele
ternyata memberikan dampak yang tidak bisa dispelekan. For me yang jujur saja
sangat menghargai pembicaraan langsung secara tatap muka, phubbing jika dilakukan sekali dua kali mungkin masih bisa
ditolerir sih bagi lawan bicara (teman, keluarga atau pacar ettttt), namun jika
konsisten dilakukan berisiko merusak kualitas hubungan. Bila seseorang menggunakan handphone saat
sedang bersama kita, artinya dia lebih memprioritaskan hal lain dari pada kita
di momen kebersamaan itu. Dan itu menyakitkan bukan?
Nah, sebelum kena phubbed, yuk mulai
sekarang tidak mem-phubbing lawan bicara kita *wink*
Komentar
Posting Komentar