Kusebut Kau Kekasih
Hari ini entah kenapa iseng buka-buka galeri di ponsel. Suatu kegabutan ditengah pengerjaan skripsi dari seorang mahasiswa tingkat akhir yang mencoba untuk survive dengan drama-drama yang tentu terjadi begitu saja saat berada di tingkat akhir kuliah. Seperti seorang musafir saya terus melakukan perjalanan scrolling foto. Scrolling, scrolling terus scrollingggg dari album satu ke album yang lainya sambil mengenang momen-momen saat foto itu diambil. Foto-foto yang berjumlah kurang lebih ratusan hingga ribuan di setiap album :)
Kemudian jari saya berhenti untuk melihat satu foto, satu foto yang sangat mengena hati saya ini. Satu foto di album instagram, dengan nomer urut foto 1532 (wkwkwkwk) dan foto ini diambil sehari setelah tanggal ulang tahun saya di tahun 2017. Lucunya saya tidak ingat dengan jelas tempat dimana foto itu diambil, saya hanya memfotonya karena sesuatu yang saya ambil gambarnya ini sangat mengena bagi diri pribadi saya dan juga indah. Sebuah karya pemikiran dari seseorang yang saya tidak sempat catat namanya. Sayangnya, ketika saya mencari karya tersebut di mesin pencarian google, saya tidak menemuinya. Ahh dasar aku, si pelupa.
Karya tersebut adalah sebuah puisi. Sebuah puisi untuk kekasih. Kekasih yang telah menghidupi kita semua. Dan hari ini saya ingin mempostingnya. Mohon maaf sekali saya tidak mencantumkan nama penulisnya, karena saya lupa.. benar-benar lupa. Mungkin jika kamu tau, kamu bisa membantu saya :)
puisi "Kusebut Kau Kekasih"
Kusebut Kau Kekasih...
Karena aku tahu Kau mencintaiku
Kau jaga aku siang dan malam
Kau bolehkan aku menikmati rizkiMu
Kau hindarkan aku dari kejahatan si jahanam
Kusebut Kau Kekasih...
Karena aku tahu Kaulah Sang Pencipta
Kau buat aku dengan sempurna
Kau embuskan roh padaku sebelum aku tahu siapa diriku
Kau pinjamkan nafas kehidupan tanpa biaya
Kusebut Kau Kekasih...
Karena aku tahu hanya Kaulah yang setia
Ketika kulupa uang ini milikmu,
Kau kirim seorang peminta untuk mengingatkanku
Ketika kulupa nikmat sehat, Kau ijinkan sakit menghampiriku
Ketika kutinggikan daguku, Kau perbolehkan problema menyelimutiku
Tapi.......ah, sesungguhnya.....
Layakkah Kau, kusebut Kekasih..
Jika Kau memanggilku dengan ratapan adzanMu
Dan aku masih menunda untuk mendatangiMu
Layakkah Kau, kusebut Kekasih..
Jika tak kumuliakan si yatim yang Kau cintai dan si miskin yang Kau sayangi
Layakkah Kau, kusebut Kekasih..
Jika ciptaan-ciptaanMu yang Kau muliakan
Aku hinakan dan tak kuperhatikan kepentingannya
Layakkah Kau, kusebut Kekasih..
Jika semua yang Kau wajibkan,
Yang membuatMu senang, tak kulakukan
Layakkah Kau, kusebut Kekasih..
Jika masih kulakukan apa yang Kau tak sukai
Bahkan kurencanakan apa yang Kau benci
Dan layakkah kusebut Kau Kekasih..
Jika pertemuan denganMu
Tak kuharapkan bahkan kuhindari
Layakkah Kau kusebut Kekasih..
Komentar
Posting Komentar